Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

MENGGERAKAN JARI SAAT TAHIYAT, MANA YANG BENAR ?

Assalamu''alaikum wr. Wb.

Ustadz yang dirahmati Allah swt, saya ingin menanyakan hal yang sederhana tetapi mengusik juga karena berkaitan dengan ibadah yang paling penting bagi seorang muslim, yaitu shalat.

Saya ingin menanyakan soal menggerakkan jari telunjuk saat tahiyat dalam shalat. Dalil-dalilnya apa saja? Digerakkan saat membaca syahadat saja atau dari awal sampai akhir? Dan bagaimana cara menggerakkannya, dinaik-turunkan atau diputar?

Selama ini saya hanya menaikkan telunjuk sejenak saat membaca syahadat. Kemudian saya menonton vcd shalat nabi, dan melihat bahwa harus menggerakkan telunjuk. Saya coba membaca buku Sifat Shalat Nabi, tetapi tidak ada penjelasan yang rinci soal kapan dan bagaimana menggerakkan telunjuk ini.

Atas jawaban dari ustadz saya ucapkan terima kasih. Semoga saya bisa menyempurnakan shalat saya.

Wassalamu;alaikum wr. Wb.

jawaban

Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Masalah menggerakkan jari telunjuk saat tahiyat di dalam shalat adalah masalah khilafiyah yang termasuk paling klasik. Kami katakan klasik, karena sejak zaman dahulu, para ulama sudah berbeda pendapat. Perbedaan pendapat di antara mereka tidak kunjung selesai sampai ribuan tahun lamanya, bahkan sampai hari ini.

Masalahnya bukan karena para ulama itu hobi berbeda pendapat, juga bukan karena yang satu lebih shahih dan yang lain kurang shahih. Juga bukan karena yang satu lebih mendekat kepada sunnah dan yang lain kurang dekat. Masalahnya sangat jauh dan tidak ada kaitannya dengan semua itu.

Titik masalahnya hanya kembali kepada cara memahami naskah hadits, di mana ada dalil yang shahih yang disepakati bersama tentang keshahihannya, namun dipahami dengan cara yang berbeda oleh masing-masing ulama.

Sayangnya, teks hadits itu sendiri memang sangat dimungkinkan untuk dipahami dengan cara yang berbeda-beda. Alias tidak secara spesifik menyebutkannya dengan detail dan rinci.

Yang disebutkan hanyalah bahwa Rasulullah SAW menggerakkan jarinya, tetapi apakah dengan teknis terus-terusan dari awal tahiyat hingga selesai, ataukah hanya pada saat mengucapkan ''illallah'' saja, tidak ada dalil yang secara tegas menyebutkan hal-hal itu.

Dalil-dalil tentang Menggerakkan Jari

Dari Wail bin Hujr berkata tentang sifat shalat Rasulullah SAW, "Kemudian beliau mengengga dua jarinya dan membentuk lingkaran, kemudian mengangkat tangannya. Aku melihat beliau menggerakkan jarinya itu dan berdoa". (HR Ahmad, An-Nasai, Abu Daud dan lainnya dengan sanad yang shahih)

Dari Abdullah bin Umar ra berkata, "Rasulullah SAW bila duduk dalam shalat meletakkan kedua tangannya pada lututnya, mengangkat jari kanannya (telunjuk) dan berdoa". (HR Muslim)

Dengan adanya kedua dalil ini, para ulama sepakat bahwa menggerakkan jari di dalam shalat saat tasyahhud adalah sunnah. Para ulama yang mengatakan hal itu antara lain adalah Al-Imam Malik, Al-Imam Ahmad bin Hanbal serta satu pendapat di dalam mazhab Al-Imam Asy-Syafi''i rahimahumullah.

Tinggal yang jadi titik perbedaan adalah cara mengambil pengertian dari kata ''menggerakkan''.

  • Sebagian ulama seperti kalangan mazhab As-Syafi''i mengatakan bahwa yang dimaksud dengan menggerakan hanyalah sekali saja, yaitu pada kata ''illallah''. Setelah gerakan sekali itu, jari itu tetap dijulurkan dan tidak dilipat lagi. Demikian sampai usai shalat.
  • Sebagian lainnya malah sebaliknya. Seperti kalangan mazhab Al-Hanafiyah yang mengatakan bahwa gerakan menjulurkan jari itudilakukan saat mengucapkan kalimat nafi (Laa illaha), begitu masuk ke kalimat isbat (illallaah) maka jari itu dilipat kembali. Jadi menjulurkan jari adalah isyarat dari nafi dan melipatnya kembali adalah isyarat kalimat itsbat.
  • Sebagian lainnya mengerakkan jarinya hanya pada setiap menyebut lafadz Allah di dalam tasyahhud. Seperti yang menjadi pendapat kalangan mazhab Al-Imam Ahmad bin Hanbal.
  • Dan sebagian lainnya mengatakan bahwa tidak ada ketentuannya, sehingga dilakukan gerakan jari itu sepanjang membaca tasyahhud. Yang terakhir itu juga merupakan pendapat Syeikh Al-Albani. (Lihat kitab Sifat Shalat Nabi halaman 140). Sehingga beliau cenderung mengambil pendapat bahwa menggerakkan jari dilakukan sepanjang membaca lafadz tasyahhud.

Akan tetapi, sekali lagi kami katakan itu adalah ijtihad karena tidak adanya dalil yang secara tegas menyebutkan hal itu. Sehingga antara satu ulama dengan ulama lainnya sangat mungkin berbeda pandangan. Selama dalil yang sangat teknis tidak atau belum secara spesifik menegaskannya, maka pintu ijtihad lengkap dengan perbedaannya masih sangat terbuka luas.

Dan tidak ada orang yang berhak menyalahkan pendapat orang lain, selama masih di dalam wilayah ijtihad. Pendeknya, yang mana saja yang ingin kita ikuti dari ijtihad itu, semua boleh hukumnya. Dan semuanya sesuai dengan sunnah nabi Muhammad SAW.

Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

13 komentar:

Asnan Idris Muhammad mengatakan...

Jazakallah atas jawbannya...

Anonim mengatakan...

saya heran, walaupun masih dalam wilayah ijtihad, mengapa banyak orang yang mengambil dalil yang tidak sesuai dengan kondisi zaman... karena menggerakkan jari terus menerus sepanjang tasyahhud membuat kekhusyukan shalat saudara2 di sekitarnya terganggu. Saya berkata seperti ini karena memang banyak yang merasa demikan. Jazakallah.

Anonim mengatakan...

kekhusyukan bukan hanya dipengaruhi oleh gerakan jari saudara-saudara kita yang beritjtihad, banyak sekali hal yang membuat kekhusyuan shalat kita terganggu, bahkan dari pikiran kita sendiri yang tidak berkonsentrasi saat sedang sholat. jadi jangan menyalahkan gerakan jari pada saat tahiyat.

ZAYNU ALJAWI mengatakan...

YASUDAHLAH JGN DI RIBUTKAN LAGI, SEMUA ADA YG DI IKUTITP KLU ANE LEBIH SUKA YANG MENGERAKAN SEKALI DARI PADA YANG SEPERTI KINCIRAN HAHAHAHAHAA. LEBIH TENANG KAYNYA LEBIH ASYIK. YG PENTING ADA TUNTUNANYA OK... !!!!

rindusat mengatakan...

paakai logika aja dulu, ganggu tidak? kalau ganggu jangan digoyang, untung telunjuk yang digoyang coba kalau kepala yang digoyang apa tidak dibilang orang gila? ganggu sebelah tahu, kritis jangan-ikut-ikutan.Ganggu sebelah tidak? yah, ganggu! terkecuali goyang karena keimanan itu telunjuk akan bergetar dengan sendirinya bukan belum apa-apa sudah digoyang, itu bukan karena keimanan tapi anda yang goyangin, Oke!

Unknown mengatakan...

Yang membatalkan sholat itu diantaranya adalah bergerak-gerak lebih tiga kali.


Apakah gak batal tuh sholatnya ?

Unknown mengatakan...

mohon sebelum komentar di pahami dulu makna ijtihad...., okey..,!!!!

Anonim mengatakan...

Pada intinya jagalah kekhusyuan diri sendiri dan orang2 disekitar kita pada waktu shalat

Unknown mengatakan...

Ssmexy : emang situ klo sholat ga gerak2 ya?hahahahhaha
di sholatin kale ga gerak2..wkwkwkw

Anonim mengatakan...

Betul.. sangat MENGGANGGU..!!. habis di goyang naik turun, terus digoyang kiri kanan... habis itu penutupan di goyang muter-muter... Hedehhh... macem - macep aja.... kelakuan orang, normal - normal aja knapa.. betul-betul sangat menggangu kalau lagi sholat disebelahnya nih orang...

World Games mengatakan...

yg terganggu dg gerakaan telunjuk orang di sebelahnya berarti tdk khusuk... krn saat sholt bersama nunggu sebelhnya mengerakn telunjuk tdk ya??.. he blm sholt sdh mikir telunjuk orang... he.. klo ada tuntunannya jngn di ributkan lah.. okey thank..

Anonim mengatakan...

yang ga betul adalah yang ga solat

Informasi Sarana Olahraga GOR Pajajaran Bogor mengatakan...

yang salah tu yang ga atahiat,,

Posting Komentar